WELCOME IN MY BLOG

Selasa, 24 Agustus 2010

Sistem Pencernaan Ruminansia

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia.
Pencernaan pada hewan ruminansia (memamah biak) hampir sama dengan manusia yaitu terdiri dari mulut, faring, oesofagus, ventriculus dan usus. Perbedaannya terletak pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Dua bagian pertama pencernaan makanan lambung domba berfungsi sebagai tempat fermentasi yaitu rumen dan retikulum.
Berdasarkan susunan gigi, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Gigi Ternak Ruminansia
Susunan gigi sapi (permanen) : Susunan gigi sapi (susu) :
M3 P3 C0 I0 I0 C0 P3 M3
M3 P3 C0 I4 I4 C0 P3 M3
PD3 CD0 ID0 ID0 CD0 PD3
PD3 CD0 ID4 ID4 CD0 PD3

M : molare (geraham belakang) ID : insisivus decidua (gigi seri)
P : prae molare (geraham depan) CD: caninus decidua (gigi taring)
C : caninus (gigi taring) PD: praemolare decidua(geraham)
I : dens insisivus (gigi seri)


Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung.
Pada hewan memamah biak lambung terdiri dari 4 bagian :
- Rumen (perut besar) : tempat pencernaan protein dan polisakarida, juga tempat fermentasi selulosa oleh bakteri yang menghasilkan selulose.
Lingkungan di dalam rumen dapat dibagi menjadi 4 zona:
a. Zona Gas: berisi gas hasil fermentasi, contoh: C02, CH4 (merupakan komponen gas utama), H2, H2S, N2, dan O2.
b. Zona Apung (Pad Zone): daerah yang banyak dijumpai ingesta baru serta ingesta yang mudah dicerna atau merupakan daerah serat kasar.
c. Zona Cairan (Intermediate Zone): daerah yang paling penting karena papilla daerah ini panjang sehingga merupakan tempat absorbsi yang utama, dan banyak dijumpai mikroba untuk tempat fermentasi utama.
d. Zona Endapan (High Density Zone): tempat berkumpulnya benda-benda asing (paku, batu) yang ikut termakan dan pakan yang tidak dapat dicerna.
- Retikulum (perut jala) : tempat pembentukan bolus (gumpalan-gumpalan makanan yang masih kasar), tempat fermentasi, tempat absorbsi hasil akhir fermentasi.
- Omasum (perut kitab) : tempat bolus bercampur enzim, tempat memperkecil ukuran partikel ingesta, tempat menyaring ingesta yang kasar, tempat fermentasi dan absorbsi.
- Abomasum (perut masam/lambung sejati) : tempat pencernaan oleh enzim, mengatur ingesta dari abomasum menuju duodenum, tempat permulaan dan proses pencernaan secara enzimatik.


Di dalam abomasum terdiri atas 3 daerah:
a. Cardia: berhubungan dengan omasum, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
b. Fundus: mensekresikan enzim pepsinogen dan rennin, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
c. Pylorus: berhubungan dengan duodenum dan mensekresikan mukus.
Jalannya makanan :
- Prehensi : Gerakan pengambilan pakan dari luar masuk ke rongga mulut untuk dikunyah. Rongga mulut merupakan bagian saluran pencernaan yang paling kranial, dilengkapi dengan bibir (labia), gigi-geligi (dentes), lidah (lingua), dan kelenjar air liur (glandula salivales). Labia pada sapi agak kurang fleksibilitasnya sehingga kurang berfungsi dalam proses pengambilan pakan dan pemasukan pakan ke dalam mulut (prehensi). Peran pokok bibir sapi hanyalah untuk menutup mulut. Pertama-tama bahan pakan diambil oleh ternak dengan bantuan lidah (lingua) dan dimasukkan ke dalam rongga mulut (cavum oris)
- Mastikasi : Makanan dikunyah di dalam rongga mulut (digesti secara mekanis dan hidrolitis), digesti mekanis dengan cara memotong-motong dan mengunyah pakan dengan menggunakan gigi-geligi (dentes), digesti hidrolitis sudah dimulai dalam rongga mulut.
- Ensalivasi : Bahan pakan di dalam rongga mulut tersebut juga dibolak-balik oleh lidah (lingua) dan dicampur dengan air liur (saliva). Pencampuran pakan dengan saliva ini diesbut Ensalivasi.
- Deglutasi : Setelah mengalami mastikasi dan ensalivasi sehingga menjadi agak lemas, makanan tersebut ditelan dan masuk ke dalam rumen dan sebagian ke dalam reticulo-rumen. Peristiwa penelanan pakan ini disebut Deglutasi.
- Eruktasi: Masuknya pakan ke dalam rumen, tejadi gerakan pengeluaran gas CO2 dan CH4 dari rumen terdorong keluar lewat esofagus
- Regurgitasi : Di dalam rumen, pakan yang sudah agak lemas tersebut akan mengalami fermentasi oleh mikroba rumen. Hasil fermentasi adalah pemecahan selulosa oleh dinding sel-sel tanaman, sehingga zat-zat makanan yang tertutup oleh dinding selulosa akan dapat dicerna oleh ensim-ensim berikutnya, dan makanan itu sendiri menjadi lebih lunak dan halus (disebut ingesta). Isi retikulo-rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot. Karena gerakan otot ini pula maka pakan yang agak padat dan kasar tersebut akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ke dalam rongga mulut ini dinamakan regurgitasi.
- Remastikasi : Pengunyahan kembali ingesta, gerakan biasanya lebih lama daripada mastikasi.
- Reinsalivasi : Pencampuran ulang dengan saliva. Pada proses ini, saliva yang dikeluarkan lebih banyak daripada salivasi.
- Redeglutasi : Penelanan kembali pakan langsung ke dalam omasum dan melanjut ke abomasum.
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dan dihancurkan oleh getah lambung yang mengandung HCl. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum.
Di dalam intestinum, ingesta berturut-turut mengalami perubahan-perubahan lagi oleh aktivitas enzim-enzim dari pankreas dan dinding usus yang berasal dari hepar. Zat-zat makanan yang terbentuk mempunyai susunan yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh tubuh hewan. Sebagian besar zat-zat makanan ini diabsorbsi oleh darah melalui dinding usus kecil dan diedarkan ke seluruh bagian tubuh, dan sisa pakan berupa feses dikeluarkan melalui anus.
Selulose yang dihasilkan bacteri dan protozoa akan merombak selulosa menjadi asam lemak, tapi bakteri tidak dapat hidup pada abomasum karena pH-nya sangat rendah, maka bakteri dicerna untuk mendapatkan protein. Enzim selulose juga berfungsi menghasilkan gas CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.

1 komentar: