Sheeps ration consisted of concentrates and forage (grasses). Due to limited availability of the grasses during the dry season, rice straw camuxouly used. The digestibility of rice straw is low and it must be improved. Thus it is necessary to increase the digestibility. One of feed additive that can be used is EM4 liquid probiotic, which contains most of the photosynthetic bacteria (Rhodopseudomonas spp), lactic acid bacteria (Lactobasillus spp), yeast (Saccharomyces spp), etc. that are beneficial for growth and livestock production.
This study aimed to find out the effect of probiotic supplementation (EM4) on performance of local male sheeps. This research was conducted for eight weeks, started on September 28 to November 22, 2009 at Animal Housing Experiment, Jatikuwung, Faculty of Agriculture, Department of Animal Husbandry, Sebelas Maret University. The experiment used 12 local male sheeps with average body weight 11.28 + 1.17 kg. The concentrate used was BC 132 produced by PT. Nutrifeed Puspitasari and EM4 liquid probiotic produced by PT. Songgolangit Persada
The difference seen in the provision of EM4 with each dose of treatment, that was P0 : (basic ration + 0 ml EM4), P1 : (basic ration + 0.5 ml EM4), P2 : (basic ration EM4 + 1 ml) and P3 : (basic ration + 1.5 ml EM4) . The parameters observed were feed consumption, average daily gain (ADG), feed conversion and feed cost per gain.
The results of this research showed that are 385.07; 360.30; 388.71 and 388.84 grams / head / day, average daily gain are 57.14 ; 63.49; 67.46 and 69.05 grams / head / day, feed conversion are 6.75; 6.31; 6.48 and 6.35; and feed cost per gain are Rp. 5074.70/ kg; Rp 4895.08/ kg; Rp. 5178.52 / kg and Rp. 5228.55/ kg.
Analysed of variance for feed consumption, feed conversion and analysis of covariance for average daily gain from the treatments, were nonsignificantly.
EM4 liquid probiotic supplementation levels up to 1.5 ml did not cause effect on performances (feed intake, average daily gain, feed conversion, but based on descriptive analysis of feed cost per gain the most efficient in treatments level added of 0,5 ml EM4)
Forum Rembug
Jumat, 22 Oktober 2010
Minggu, 29 Agustus 2010
PRESENTATION
7 tips agar anda sukses dalam presentasi
Point 1 : Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.
Hal yang sangat penting dalam memberikan presentasi, adalah kemampuan persuasi dari materi yang disajikan. Hindarkanlah memakai trik atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar tidak mengurangi reliability dari materi yang disampaikan. Jika pendengar presentasi anda terdiri dari para ekspert, presentasi yang bersifat “menyerang”, “straight”, “smash” lebih efektif. Sebalikya, jika cara presentasi anda terlalu bertele-tele, berakibat menurunnya konsentrasi ekspert pendengar yang berusaha memahami penelitian anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan mutu dari materi yang dipresentasikan. Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, diperlukan kerja keras untuk memilih, merangkai materi yang akan disajikan.
Salah satu cara yang sering ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang dianggap penting. Misalnya mengatakan “Temuan yang paling penting dalam penelitian ini adalah ….”, selanjutnya diikuti dengan penjelasan bagian yang dimaksud. Cara lain misalnya dengan beberapa kali memperlihatkan data yang penting, agar pendengar memberikan perhatian lebih terhadap data tsb. Dengan cara tersebut, ide anda dapat tersampaikan secara efektif pada pendengar.
Point 2 : Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
Dalam presentasi, sangat penting bahwa ide yang disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh pendengar. Untuk itu, saat menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan item-item apa saja yang akan dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail masing-masing item tersebut. Hal yang sama dilakukan juga saat menjelaskan tiap item/sub bahasan. Pertama-tama jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan dibahas, baru diikuti dengan penjelasan detail masing masing sub bahasan.
Misalnya anda ingin menjelaskan karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada berapakah karakteristik dari metode tsb. Setelah itu, diikuti dengan menjelaskan masing-masing karakteristik tersebut secara berurutan dan terstruktur.
Jika anda menjelaskan hasil eksperimen, pertama-tama jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut dengan kalimat yang sederhana dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang menjelaskan secara detail karakteristik hasil yang diperoleh.
Dengan membuat slide terstruktur seperti ini, saat anda menyampaikan presentasi, ide keseluruhan/outline dengan sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentasi. Misalnya “Pada metode ini ada tiga karakteristik yang penting. Ketiga hal tsb. masing-masing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. …… “.
Point 3 : Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan
Pada slide terakhir, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu “digarisbawahi”. Anda dapat mengawalinya dengan kalimat sbb. “Demikian telah kami jelaskan penelitian mengenai W. Sebelum menutup presentasi ini, kami ingin mengulang kembali beberapa hal dan temuan penting dalam penelitian ini”. Untuk menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya sbb. “Pada studi ini, ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan masing-masing X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang menunjukkan “banyaknya point” akan sangat membantu pendengar untuk memahami dan mengingat hal-hal yang akan disampaikan.
Dalam penyampaian tsb., anda perlu memikirkan cara pengungkapan yang paling jitu, dan paling berkesan (chikara wo ireta hanashi-kata), akan tetapi tidak jangan sampai terkesan tergesa-gesa. Fikirkan dengan sebaik-baiknya point-point penting mana yang akan anda sampaikan.
- Misalnya tujuan presentasi tsb. adalah menjelaskan suatu metode, maka point
yang penting untuk diulang adalah segi : keunggulan dan originality.
- Misalnya anda ingin menyampaikan hasil yang menarik dari suatu eksperimen,
maka anda dapat mengulang angka-angka yang mendukung hasil akhir
eksperimen tsb. seperti misalnya recognition rate, error-rate.
Yang manapun yang akan anda sampaikan, anda harus membuat alur cerita yang logis, dengan menyampaikan data yang dapat meyakinkan pendengar. Data seperti ini janganlah ditampilkan secara tiba-tiba pada slide yang terakhir, melainkan harus disampaikan pada tengah alur presentasi.
Penyampaian pada slide terakhir harus bersifat hanya sebagai ulangan. Kalau pada slide terakhir tersebut anda justru menampilkan hasil eksperimen yang sama sekali baru dan belum pernah diperkenalkan pada slide sebelumnya, justru akan berakibat membingungkan pendengar dalam menangkap bagian penting presentasi anda.
Point 4 : Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik. Siapkan beberapa alternatif yang akan didemonstrasikan pada pendengar.
Catatan : tulisan ini dibuat untuk Hasegawa Laboratory, yang salah satu penelitiannya adalah virtual reality (VR). Jadi yang dimaksud “demonstrasi” di sini adalah memperlihatkan cara kerja software yang telah dibuat tentang tema-tema VR, simulasi virtual endoscopy, dsb. Bisa juga demonstrasi dalam bentuk peragaan alat yang telah dibuat dsb.
Anda dianjurkan agar dalam presentasi (di tengah atau akhir) dapat menyajikan demonstrasi software atau menunjukkan cara kerja alat yang telah dibuat. Demonstrasi yang memakai animasi, moving picture, akan memberikan sentuhan tersendiri yang efektif bagi peningkatan kualitas presentasi. Hal ini akan membuat pendengar lebih yakin atas hasil eksperimen yang telah anda jelaskan.
Jika tujuan presentasi adalah untuk memberikan impresi pada metode, pada bagian demonstrasi, tunjukkan contoh hasil yang memberikan impact kuat atas hasil eksperimen. Jangan lupa, sebelumnya anda perlu jelaskan secara lisan kepada pendengar, bahwa anda akan memperlihatkan sebuah demonstrasi. Hal ini penting karena akan membuat perhatian pendengar terfokus pada demo yang akan anda perlihatkan.
Biasanya cukup 1 jenis demonstrasi saja yang diperlihatkan. Akan tetapi, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan, sebaiknya disiapkan beberapa jenis demonstrasi yang memiliki karakteristik berlainan, sekitar 2 sampai 4. Dengan demikian anda memiliki kesempatan memilih jenis demonstrasi mana yang akan anda sampaikan dengan memperhatikan reaksi pendengar, dan juga ada cadangan sekiranya salah satu dari demonstrasi tersebut gagal. Jika anda masih punya cukup waktu, tentu saja anda dapat memperlihatkan semua demonstrasi yang telah disiapkan.
Agar anda tidak lupa timing untuk memperlihatkan demonstrasi tersebut, bisa juga disiapkan 1 slide dengan tulisan sederhana “video”, sekedar untuk mengingatkan anda bahwa saat tsb. waktunya untuk menampilkan video (atau demonstrasi software) kepada pendengar.
Point 5: Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam menyampaikan presentasi. Jika presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu untuk meringkas materi yang disajikan.
Biasanya waktu untuk presentasi dibatasi, sehingga untuk menyampaikan materi penelitian, anda perlu memperhatikan pembagian waktu untuk tiap slide. Terutama sekali presentasi di seminar, conference maupun interview pekerjaan, bila presentasi anda melewati batas waktu yang ditetapkan akan berakibat kurang baik pada penilaian.
Jadi, rancanglah pembagian waktu untuk tiap hal yang akan disampaikan. Jika presentasi ternyata berjalan terlambat dari semestinya, ringkaslah bagian-bagian yang dapat diringkas, sehingga presentasi dapat berakhir sesuai pada waktu yang direncanakan. Untuk hal ini, saat anda membuat persiapan presentasi, urutkan prioritas hal yang tertulis pada slide, sedemikian hingga bagian atas pada suatu slide berisi hal yagn paling penting, semakin ke bawah prioritasnya lebih rendah daripada yang di atas. Hal ini akan membantu anda saat harus melewati bagian-bagian yang tidak penting, yaitu yang berada di bagian bawah, agar presentasi selesai tepat waktu.
Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah anda harus memperhitungkan terlebih dahulu, waktu untuk memperlihatkan demonstrasi dan waktu untuk tanya jawab.
t = total waktu yang diberikan pada anda
- waktu untuk tanya jawab
- waktu untuk demonstrasi
Hasil pengurangan tsb. adalah t, yaitu sisa waktu yang anda pergunakan untuk menyiapkan slide presentasi. Dari slide presentasi tsb. anda bagi ke dalam beberapa blok, dan alokasikan waktu t tersebut ke dalam tiap blok. Jika anda tidak dapat memperkirakan jatah waktu tiap blok, maka cobalah untuk presentasi sambil mengukur waktu untuk tiap blok. Dengan demikian anda akan dapat memperkirakan, berapa waktu yang diperlukan untuk masing-masing blok, dan seterusnya aturlah sebagaimana dijelaskan di atas.
Selanjutnya, jika hal di atas terjadi dan anda harus men-skip slide, sampaikan pada audience, misalnya “Karena keterbatasan waktu, rencana presentasi ini
sedikit saya ubah….”. (少し予定を変更して…). Hal ini memberikan kesan yang jauh lebih baik daripada anda diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.
Point 6: Perlunya berlatih presentasi di depan teman/kolega
Jika seseorang belum terbiasa melakukan presentasi, dan tiba-tiba diharuskan memberikan presentasi pada seminar atau forum resmi, seringkali ybs. gagal dikarenakan kata-kata macet di tengah-tengah, atau penjelasan yang diberikan ternyata salah. Jika penampilan anda seperti ini, bagaimana pun bagusnya materi yang akan disajikan, kegagalan tsb. akan membuat pihak pendengar presentasi anda menjadi kurang percaya dan sulit untuk menerima argumen anda.
Untuk menghindari kegagalan ini, tidak ada jalan lain kecuali berlatih presentasi berulang kali. Ajaklah teman anda di lab. sebagai sparring partner. Mintalah agar dia bersedia menjadi pendengar, dan berlatihlah seolah-olah anda berada pada situasi formal yang sebenarnya. Sebaiknya teman yang dipilih adalah orang yang terbiasa melakukan presentasi. Dengan demikian, dia cukup berpengalaman untuk dapat melihat sisi-sisi lemah yang perlu dikoreksi, maupun memberikan masukan bagi presentasi anda.
Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai teman anda tidak dapat menemukan kelemahannya. Jika anda belum terbiasa melakukan presentasi, sekurang-kurangnya anda harus berlatih tiga kali. Perbaikilah slide anda jika ada kritikan terhadap urutan slide maupun kekuranglengkapan lay out presentasi. Usahakan agar anda dapat merekam latihan presentasi tsb., agar anda dapat meneliti kembali hal-hal mana yang perlu dikoreksi. Karena latihan seperti ini karena makan waktu beberapa hari, maka sebaiknya anda mulai berlatih sejak 3 minggu sebelum hari-H.
Salah satu manfaat berlatih presentasi di depan orang ini adalah meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri anda. Tidak ada obat untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri selain membiasakan diri berbicara dan berpendapat di depan umum.
Point 7 : Cek lah projector sebelum melakukan presentasi
Tidak ada artinya jerih payah anda menyiapkan slide atau demo software, jika anda tidak dapat mempresentasikannya pada hari H. Jangan sampai presentasi anda gagal hanya gara-gara alat tidak dapat bekerja dengan baik. Untuk menghindari kegagalan semacam ini, sebelum presentasi, periksalah apakah alat-alat tersebut dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.
Jika untuk presentasi tersebut, anda harus meminjam projector, periksalah spesifikasi dan cara instalasinya. Selanjutnya, datanglah lebih awal daripada jadwal presentasi, dan periksalah sekali lagi apakah alat tersebut bekerja dengan benar. Ini untuk mengantisipasi, bila terdapat kerusakan, anda masih memiliki waktu untuk memperbaiki atau mencari alternatif solusi yang lain.
Saat anda men-set tampilan proyektor, sebaiknya jangan memakai slide-slide yang akan dipresentasikan. Disarankan untuk menyiapkan beberapa slide yang berfungsi sebagai “test-pattern” di halaman-halaman awal file presentasi anda.
Tips-tips dalam presentasi penelitian adalah catatan Prof.Hasegawa (Chukyo Univ) disampaikan ke anggota lab. Rangkuman tsb. bersumber dari artikel di Bio Nikkei business bulan November 2001, dan dimodifikasi berdasarkan pengalaman beliau sebagai peneliti di bidang medical imaging.
Point 1 : Untuk meyakinkan pendengar, jangan memilih cara inkonvensional (tidak lazim), tapi sampaikan presentasi yang “berisi” agar bisa difahami oleh pendengar.
Hal yang sangat penting dalam memberikan presentasi, adalah kemampuan persuasi dari materi yang disajikan. Hindarkanlah memakai trik atau cara inkonvensional yang kurang perlu, agar tidak mengurangi reliability dari materi yang disampaikan. Jika pendengar presentasi anda terdiri dari para ekspert, presentasi yang bersifat “menyerang”, “straight”, “smash” lebih efektif. Sebalikya, jika cara presentasi anda terlalu bertele-tele, berakibat menurunnya konsentrasi ekspert pendengar yang berusaha memahami penelitian anda. Untuk meningkatkan reliability, tidak ada jalan lain kecuali meningkatkan mutu dari materi yang dipresentasikan. Untuk itu, sebelum melakukan presentasi, diperlukan kerja keras untuk memilih, merangkai materi yang akan disajikan.
Salah satu cara yang sering ditempuh, adalah memberikan penekanan pada isi yang dianggap penting. Misalnya mengatakan “Temuan yang paling penting dalam penelitian ini adalah ….”, selanjutnya diikuti dengan penjelasan bagian yang dimaksud. Cara lain misalnya dengan beberapa kali memperlihatkan data yang penting, agar pendengar memberikan perhatian lebih terhadap data tsb. Dengan cara tersebut, ide anda dapat tersampaikan secara efektif pada pendengar.
Point 2 : Faktor penting dalam presentasi adalah keseluruhan ide yang disampaikan harus dapat difahami oleh pendengar
Dalam presentasi, sangat penting bahwa ide yang disampaikan dapat difahami secara keseluruhan oleh pendengar. Untuk itu, saat menyiapkan slide, pada bagian awal jelaskan item-item apa saja yang akan dibahas. Selanjutnya jelaskan secara detail masing-masing item tersebut. Hal yang sama dilakukan juga saat menjelaskan tiap item/sub bahasan. Pertama-tama jelaskan secara singkat hal apa saja yang akan dibahas, baru diikuti dengan penjelasan detail masing masing sub bahasan.
Misalnya anda ingin menjelaskan karakteristik metode yang anda teliti. Pertama-tama jelaskan ada berapakah karakteristik dari metode tsb. Setelah itu, diikuti dengan menjelaskan masing-masing karakteristik tersebut secara berurutan dan terstruktur.
Jika anda menjelaskan hasil eksperimen, pertama-tama jelaskan bagian terpenting dari hasil tersebut dengan kalimat yang sederhana dan mudah ditangkap. Baru kemudian siapkan slide yang menjelaskan secara detail karakteristik hasil yang diperoleh.
Dengan membuat slide terstruktur seperti ini, saat anda menyampaikan presentasi, ide keseluruhan/outline dengan sendirinya akan dijelaskan pada awal dari slide presentasi. Misalnya “Pada metode ini ada tiga karakteristik yang penting. Ketiga hal tsb. masing-masing A, B dan C. Penjelasan selengkapnya dari ketiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. …… “.
Point 3 : Pada akhir presentasi, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali point-point penting yang dipresentasikan
Pada slide terakhir, sangat dianjurkan untuk mengulas kembali bagian-bagian penting yang perlu “digarisbawahi”. Anda dapat mengawalinya dengan kalimat sbb. “Demikian telah kami jelaskan penelitian mengenai W. Sebelum menutup presentasi ini, kami ingin mengulang kembali beberapa hal dan temuan penting dalam penelitian ini”. Untuk menjelaskan per point, anda dapat memakai kalimat misalnya sbb. “Pada studi ini, ada tiga temuan penting, yaitu X, Y dan Z.” Diikuti dengan menjelaskan masing-masing X, Y dan Z. Pemakaian kata “tiga” pada kalimat di atas, yang menunjukkan “banyaknya point” akan sangat membantu pendengar untuk memahami dan mengingat hal-hal yang akan disampaikan.
Dalam penyampaian tsb., anda perlu memikirkan cara pengungkapan yang paling jitu, dan paling berkesan (chikara wo ireta hanashi-kata), akan tetapi tidak jangan sampai terkesan tergesa-gesa. Fikirkan dengan sebaik-baiknya point-point penting mana yang akan anda sampaikan.
- Misalnya tujuan presentasi tsb. adalah menjelaskan suatu metode, maka point
yang penting untuk diulang adalah segi : keunggulan dan originality.
- Misalnya anda ingin menyampaikan hasil yang menarik dari suatu eksperimen,
maka anda dapat mengulang angka-angka yang mendukung hasil akhir
eksperimen tsb. seperti misalnya recognition rate, error-rate.
Yang manapun yang akan anda sampaikan, anda harus membuat alur cerita yang logis, dengan menyampaikan data yang dapat meyakinkan pendengar. Data seperti ini janganlah ditampilkan secara tiba-tiba pada slide yang terakhir, melainkan harus disampaikan pada tengah alur presentasi.
Penyampaian pada slide terakhir harus bersifat hanya sebagai ulangan. Kalau pada slide terakhir tersebut anda justru menampilkan hasil eksperimen yang sama sekali baru dan belum pernah diperkenalkan pada slide sebelumnya, justru akan berakibat membingungkan pendengar dalam menangkap bagian penting presentasi anda.
Point 4 : Pemakaian demonstrasi eksperimen merupakan hal yang menarik. Siapkan beberapa alternatif yang akan didemonstrasikan pada pendengar.
Catatan : tulisan ini dibuat untuk Hasegawa Laboratory, yang salah satu penelitiannya adalah virtual reality (VR). Jadi yang dimaksud “demonstrasi” di sini adalah memperlihatkan cara kerja software yang telah dibuat tentang tema-tema VR, simulasi virtual endoscopy, dsb. Bisa juga demonstrasi dalam bentuk peragaan alat yang telah dibuat dsb.
Anda dianjurkan agar dalam presentasi (di tengah atau akhir) dapat menyajikan demonstrasi software atau menunjukkan cara kerja alat yang telah dibuat. Demonstrasi yang memakai animasi, moving picture, akan memberikan sentuhan tersendiri yang efektif bagi peningkatan kualitas presentasi. Hal ini akan membuat pendengar lebih yakin atas hasil eksperimen yang telah anda jelaskan.
Jika tujuan presentasi adalah untuk memberikan impresi pada metode, pada bagian demonstrasi, tunjukkan contoh hasil yang memberikan impact kuat atas hasil eksperimen. Jangan lupa, sebelumnya anda perlu jelaskan secara lisan kepada pendengar, bahwa anda akan memperlihatkan sebuah demonstrasi. Hal ini penting karena akan membuat perhatian pendengar terfokus pada demo yang akan anda perlihatkan.
Biasanya cukup 1 jenis demonstrasi saja yang diperlihatkan. Akan tetapi, untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan, sebaiknya disiapkan beberapa jenis demonstrasi yang memiliki karakteristik berlainan, sekitar 2 sampai 4. Dengan demikian anda memiliki kesempatan memilih jenis demonstrasi mana yang akan anda sampaikan dengan memperhatikan reaksi pendengar, dan juga ada cadangan sekiranya salah satu dari demonstrasi tersebut gagal. Jika anda masih punya cukup waktu, tentu saja anda dapat memperlihatkan semua demonstrasi yang telah disiapkan.
Agar anda tidak lupa timing untuk memperlihatkan demonstrasi tersebut, bisa juga disiapkan 1 slide dengan tulisan sederhana “video”, sekedar untuk mengingatkan anda bahwa saat tsb. waktunya untuk menampilkan video (atau demonstrasi software) kepada pendengar.
Point 5: Perhatikan pengaturan waktu/scheduling dalam menyampaikan presentasi. Jika presentasi terasa berjalan lambat, anda perlu untuk meringkas materi yang disajikan.
Biasanya waktu untuk presentasi dibatasi, sehingga untuk menyampaikan materi penelitian, anda perlu memperhatikan pembagian waktu untuk tiap slide. Terutama sekali presentasi di seminar, conference maupun interview pekerjaan, bila presentasi anda melewati batas waktu yang ditetapkan akan berakibat kurang baik pada penilaian.
Jadi, rancanglah pembagian waktu untuk tiap hal yang akan disampaikan. Jika presentasi ternyata berjalan terlambat dari semestinya, ringkaslah bagian-bagian yang dapat diringkas, sehingga presentasi dapat berakhir sesuai pada waktu yang direncanakan. Untuk hal ini, saat anda membuat persiapan presentasi, urutkan prioritas hal yang tertulis pada slide, sedemikian hingga bagian atas pada suatu slide berisi hal yagn paling penting, semakin ke bawah prioritasnya lebih rendah daripada yang di atas. Hal ini akan membantu anda saat harus melewati bagian-bagian yang tidak penting, yaitu yang berada di bagian bawah, agar presentasi selesai tepat waktu.
Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah anda harus memperhitungkan terlebih dahulu, waktu untuk memperlihatkan demonstrasi dan waktu untuk tanya jawab.
t = total waktu yang diberikan pada anda
- waktu untuk tanya jawab
- waktu untuk demonstrasi
Hasil pengurangan tsb. adalah t, yaitu sisa waktu yang anda pergunakan untuk menyiapkan slide presentasi. Dari slide presentasi tsb. anda bagi ke dalam beberapa blok, dan alokasikan waktu t tersebut ke dalam tiap blok. Jika anda tidak dapat memperkirakan jatah waktu tiap blok, maka cobalah untuk presentasi sambil mengukur waktu untuk tiap blok. Dengan demikian anda akan dapat memperkirakan, berapa waktu yang diperlukan untuk masing-masing blok, dan seterusnya aturlah sebagaimana dijelaskan di atas.
Selanjutnya, jika hal di atas terjadi dan anda harus men-skip slide, sampaikan pada audience, misalnya “Karena keterbatasan waktu, rencana presentasi ini
sedikit saya ubah….”. (少し予定を変更して…). Hal ini memberikan kesan yang jauh lebih baik daripada anda diam saja saat melewati topik-topik tertentu dalam pembicaraan.
Point 6: Perlunya berlatih presentasi di depan teman/kolega
Jika seseorang belum terbiasa melakukan presentasi, dan tiba-tiba diharuskan memberikan presentasi pada seminar atau forum resmi, seringkali ybs. gagal dikarenakan kata-kata macet di tengah-tengah, atau penjelasan yang diberikan ternyata salah. Jika penampilan anda seperti ini, bagaimana pun bagusnya materi yang akan disajikan, kegagalan tsb. akan membuat pihak pendengar presentasi anda menjadi kurang percaya dan sulit untuk menerima argumen anda.
Untuk menghindari kegagalan ini, tidak ada jalan lain kecuali berlatih presentasi berulang kali. Ajaklah teman anda di lab. sebagai sparring partner. Mintalah agar dia bersedia menjadi pendengar, dan berlatihlah seolah-olah anda berada pada situasi formal yang sebenarnya. Sebaiknya teman yang dipilih adalah orang yang terbiasa melakukan presentasi. Dengan demikian, dia cukup berpengalaman untuk dapat melihat sisi-sisi lemah yang perlu dikoreksi, maupun memberikan masukan bagi presentasi anda.
Lakukan latihan ini berulang-ulang sampai teman anda tidak dapat menemukan kelemahannya. Jika anda belum terbiasa melakukan presentasi, sekurang-kurangnya anda harus berlatih tiga kali. Perbaikilah slide anda jika ada kritikan terhadap urutan slide maupun kekuranglengkapan lay out presentasi. Usahakan agar anda dapat merekam latihan presentasi tsb., agar anda dapat meneliti kembali hal-hal mana yang perlu dikoreksi. Karena latihan seperti ini karena makan waktu beberapa hari, maka sebaiknya anda mulai berlatih sejak 3 minggu sebelum hari-H.
Salah satu manfaat berlatih presentasi di depan orang ini adalah meningkatkan rasa keberanian dan percaya diri anda. Tidak ada obat untuk menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri selain membiasakan diri berbicara dan berpendapat di depan umum.
Point 7 : Cek lah projector sebelum melakukan presentasi
Tidak ada artinya jerih payah anda menyiapkan slide atau demo software, jika anda tidak dapat mempresentasikannya pada hari H. Jangan sampai presentasi anda gagal hanya gara-gara alat tidak dapat bekerja dengan baik. Untuk menghindari kegagalan semacam ini, sebelum presentasi, periksalah apakah alat-alat tersebut dapat bekerja sebagaimana yang diharapkan.
Jika untuk presentasi tersebut, anda harus meminjam projector, periksalah spesifikasi dan cara instalasinya. Selanjutnya, datanglah lebih awal daripada jadwal presentasi, dan periksalah sekali lagi apakah alat tersebut bekerja dengan benar. Ini untuk mengantisipasi, bila terdapat kerusakan, anda masih memiliki waktu untuk memperbaiki atau mencari alternatif solusi yang lain.
Saat anda men-set tampilan proyektor, sebaiknya jangan memakai slide-slide yang akan dipresentasikan. Disarankan untuk menyiapkan beberapa slide yang berfungsi sebagai “test-pattern” di halaman-halaman awal file presentasi anda.
Tips-tips dalam presentasi penelitian adalah catatan Prof.Hasegawa (Chukyo Univ) disampaikan ke anggota lab. Rangkuman tsb. bersumber dari artikel di Bio Nikkei business bulan November 2001, dan dimodifikasi berdasarkan pengalaman beliau sebagai peneliti di bidang medical imaging.
Selasa, 24 Agustus 2010
Melirik Usaha Ternak Domba
Melirik Usaha Penggemukan Domba
Permintaan yang tinggi dan mudahnya perawatan, membuat usaha penggemukan domba bertambah maju. Pemiliknyapun tak segan-segan membicarakan keberhasilannya memelihara ternak domba baik kepada masyarakat maupun dinas-dinas peternakan kota tersebut.
Pag-pagi buta, saat mentari belum menampakkan sinarnya, lelaki separuh baya tengah asik memilih domba di pasar hewan Martoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Bak seorang makelar, pria yang dulunya pernah menjadi juragan tembakau yang tergilas permainan pasar ini, mulai kasak-kusuk mencari domba yang akan di jual. Beda dengan pembeli lainnya, pria bersahaja ini, justru mencari domba yang perawakan kurus dan tentunya, dengan harga yang murah.
Setelah beberapa domba terbeli, domba-domba tersebut dibawa pulang untuk dirawat, dibesarkan, lalu dijual kembali setelah tiga bulan berselang dengan harga yang lumayan tentunya.
Matkadari, asal Desa Ngelondong, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah memang belum lama menekuni usaha penggemukan domba. Bukan sekedar coba-coba tetapi usaha yang ditekuninya itu, penuh dengan perhitungan yang matang. Saat ini ia melihat, bisnis penggemukan domba masih kurang tergarap secara serius, sementara permintaan domba terus meningkat.
Padahal, Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan populasi ternak kambing atau domba tertinggi dibandingkan provinsi lain. Berdasarkan data yang diolah dari Departemen Pertanian tahun 2003, daerah yang populasinya paling padat dan cocok untuk mengembangkan sumber bibit dan bakalan kambing secara berturut-turut adalah Jawa Tengah.
Selama ini, perkembangan produksi dan produktivitas domba hampir tidak mengalami kemajuan berarti, kebanyakan dipelihara apa adanya tanpa perencanaan yang jelas untuk lebih berkembang, produktif, dan menguntungkan.
Menurut data yang sama, konsumsi daging domba di beberapa negara baik asia, eropa dan amerika terus meningkat. Belum lagi di dalam negeri sendiri, apalagi kebutuhan hewan qurban yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. ‘’Karena itulah saya melihat usaha penggemukan domba ini sangat prospektif di tahun yang akan datang,’’katanya.
Memulai usaha penggemukan domba, pria yang rajin berkumpul pada pertemuan KTNA di Kabupaten Temanggung ini, banyak di suppot rekannya-rekannya yang terlebih dulu memiliki usaha penggemukan domba. Terutama mereka yang menggunakan teknologi EM4 Peternakan. ‘’Hampir disetiap kesempatan saya belajar dengan Pak Abi yang sudah terlebih dulu usaha penggemukan domba menggunakan teknologi EM4 Peternakan dan hasilnya sangat luas bisa,’’katanya.
Melihat keberhasilan usaha Abi inilah, Kadari memutuskan untuk mengembangkan usaha penggemukan domba dengan teknologi asal Jepang tersebut. ‘’Ada beberapa keuntungan yang sangat mencolok jika menggunakan EM4. Pertama, bisa memangkas biaya produksi. 1 ekor ternak hanya Rp. 1000 perhari atau 90.000 per 3 bulan (sampai dijual). Selama 3 bulan, berat ternak bertambah antara 15 – 20 kg. Kedua, dengan menggunakan EM4, ternak tidak mudah terserang penyakit.. Ketiga, sangat efektif untuk sanitasi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar serta menghasilkan pupuk organik yang berkualitas,’’katanya.
Menurut Kadari, awalnya hanya memelihara 5 ekor domba, kemudian 30 ekor, 45 ekor dan terakhir saya memiliki 75 ekor, mau sedikit atau banyak sama saja, pokoknya dengan EM4 segalanya menjadi mudah.
Untuk tahun depan, Kadari sudah menargetkan memelihara ternak lebih banyak lagi, hingga mencapai 300 ekor lebih.’’Saya akan buktikan kepada warga desa dan juga se Kabupaten Temanggung, beternak domba bukan sesuatu yang sulit tetapi sesuatu yang menyenangkan serta memberikan keuntungan yang sangat luar biasa.’’katanya.
Masyarakat di desa ini, lanjut Kadari banyak yang beternak kambing dan domba dan mereka sepertinya kewalahan mengurusinya karena harus mencari pakan setiap hari dan biaya yang tinggi. ‘’Saya memiliki usaha ini masih bisa ‘kongko-kongko’, pokoknya tidak membutuhkan waktu banyak untuk mencari pakan dan biaya produksi sangat minim sehingga masih bisa mengerjakan pekerjaan lain seperti bercocok tanam dan lain sebagainya. Kuncinya itu cukup dengan menggunakan teknologi EM4,’’katanya.
Dengan keberhasilan usaha penggemukan domba dengan aplikasi EM4, usaha Kadari banyak dilirik masyarakat dan dinas-dinas peternakan Kabupaten Temanggung yang berminat menggunakan EM4 baik untuk pakan, minuman ternak, jamu ternak dan juga sanitasi. ‘’ Saya juga memberikan penyuluhan ke peternak lain, tentang bagaimana aplikasi EM4 serta kegunaannya. Dan Alhamdulillah, masyarakat menyambut baik usaha ini,”katanya bangga. (A)
Permintaan yang tinggi dan mudahnya perawatan, membuat usaha penggemukan domba bertambah maju. Pemiliknyapun tak segan-segan membicarakan keberhasilannya memelihara ternak domba baik kepada masyarakat maupun dinas-dinas peternakan kota tersebut.
Pag-pagi buta, saat mentari belum menampakkan sinarnya, lelaki separuh baya tengah asik memilih domba di pasar hewan Martoyudan, Magelang, Jawa Tengah. Bak seorang makelar, pria yang dulunya pernah menjadi juragan tembakau yang tergilas permainan pasar ini, mulai kasak-kusuk mencari domba yang akan di jual. Beda dengan pembeli lainnya, pria bersahaja ini, justru mencari domba yang perawakan kurus dan tentunya, dengan harga yang murah.
Setelah beberapa domba terbeli, domba-domba tersebut dibawa pulang untuk dirawat, dibesarkan, lalu dijual kembali setelah tiga bulan berselang dengan harga yang lumayan tentunya.
Matkadari, asal Desa Ngelondong, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah memang belum lama menekuni usaha penggemukan domba. Bukan sekedar coba-coba tetapi usaha yang ditekuninya itu, penuh dengan perhitungan yang matang. Saat ini ia melihat, bisnis penggemukan domba masih kurang tergarap secara serius, sementara permintaan domba terus meningkat.
Padahal, Provinsi Jawa Tengah merupakan wilayah dengan populasi ternak kambing atau domba tertinggi dibandingkan provinsi lain. Berdasarkan data yang diolah dari Departemen Pertanian tahun 2003, daerah yang populasinya paling padat dan cocok untuk mengembangkan sumber bibit dan bakalan kambing secara berturut-turut adalah Jawa Tengah.
Selama ini, perkembangan produksi dan produktivitas domba hampir tidak mengalami kemajuan berarti, kebanyakan dipelihara apa adanya tanpa perencanaan yang jelas untuk lebih berkembang, produktif, dan menguntungkan.
Menurut data yang sama, konsumsi daging domba di beberapa negara baik asia, eropa dan amerika terus meningkat. Belum lagi di dalam negeri sendiri, apalagi kebutuhan hewan qurban yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. ‘’Karena itulah saya melihat usaha penggemukan domba ini sangat prospektif di tahun yang akan datang,’’katanya.
Memulai usaha penggemukan domba, pria yang rajin berkumpul pada pertemuan KTNA di Kabupaten Temanggung ini, banyak di suppot rekannya-rekannya yang terlebih dulu memiliki usaha penggemukan domba. Terutama mereka yang menggunakan teknologi EM4 Peternakan. ‘’Hampir disetiap kesempatan saya belajar dengan Pak Abi yang sudah terlebih dulu usaha penggemukan domba menggunakan teknologi EM4 Peternakan dan hasilnya sangat luas bisa,’’katanya.
Melihat keberhasilan usaha Abi inilah, Kadari memutuskan untuk mengembangkan usaha penggemukan domba dengan teknologi asal Jepang tersebut. ‘’Ada beberapa keuntungan yang sangat mencolok jika menggunakan EM4. Pertama, bisa memangkas biaya produksi. 1 ekor ternak hanya Rp. 1000 perhari atau 90.000 per 3 bulan (sampai dijual). Selama 3 bulan, berat ternak bertambah antara 15 – 20 kg. Kedua, dengan menggunakan EM4, ternak tidak mudah terserang penyakit.. Ketiga, sangat efektif untuk sanitasi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar serta menghasilkan pupuk organik yang berkualitas,’’katanya.
Menurut Kadari, awalnya hanya memelihara 5 ekor domba, kemudian 30 ekor, 45 ekor dan terakhir saya memiliki 75 ekor, mau sedikit atau banyak sama saja, pokoknya dengan EM4 segalanya menjadi mudah.
Untuk tahun depan, Kadari sudah menargetkan memelihara ternak lebih banyak lagi, hingga mencapai 300 ekor lebih.’’Saya akan buktikan kepada warga desa dan juga se Kabupaten Temanggung, beternak domba bukan sesuatu yang sulit tetapi sesuatu yang menyenangkan serta memberikan keuntungan yang sangat luar biasa.’’katanya.
Masyarakat di desa ini, lanjut Kadari banyak yang beternak kambing dan domba dan mereka sepertinya kewalahan mengurusinya karena harus mencari pakan setiap hari dan biaya yang tinggi. ‘’Saya memiliki usaha ini masih bisa ‘kongko-kongko’, pokoknya tidak membutuhkan waktu banyak untuk mencari pakan dan biaya produksi sangat minim sehingga masih bisa mengerjakan pekerjaan lain seperti bercocok tanam dan lain sebagainya. Kuncinya itu cukup dengan menggunakan teknologi EM4,’’katanya.
Dengan keberhasilan usaha penggemukan domba dengan aplikasi EM4, usaha Kadari banyak dilirik masyarakat dan dinas-dinas peternakan Kabupaten Temanggung yang berminat menggunakan EM4 baik untuk pakan, minuman ternak, jamu ternak dan juga sanitasi. ‘’ Saya juga memberikan penyuluhan ke peternak lain, tentang bagaimana aplikasi EM4 serta kegunaannya. Dan Alhamdulillah, masyarakat menyambut baik usaha ini,”katanya bangga. (A)
Sistem Pencernaan Ruminansia
Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia.
Pencernaan pada hewan ruminansia (memamah biak) hampir sama dengan manusia yaitu terdiri dari mulut, faring, oesofagus, ventriculus dan usus. Perbedaannya terletak pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Dua bagian pertama pencernaan makanan lambung domba berfungsi sebagai tempat fermentasi yaitu rumen dan retikulum.
Berdasarkan susunan gigi, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Gigi Ternak Ruminansia
Susunan gigi sapi (permanen) : Susunan gigi sapi (susu) :
M3 P3 C0 I0 I0 C0 P3 M3
M3 P3 C0 I4 I4 C0 P3 M3
PD3 CD0 ID0 ID0 CD0 PD3
PD3 CD0 ID4 ID4 CD0 PD3
M : molare (geraham belakang) ID : insisivus decidua (gigi seri)
P : prae molare (geraham depan) CD: caninus decidua (gigi taring)
C : caninus (gigi taring) PD: praemolare decidua(geraham)
I : dens insisivus (gigi seri)
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung.
Pada hewan memamah biak lambung terdiri dari 4 bagian :
- Rumen (perut besar) : tempat pencernaan protein dan polisakarida, juga tempat fermentasi selulosa oleh bakteri yang menghasilkan selulose.
Lingkungan di dalam rumen dapat dibagi menjadi 4 zona:
a. Zona Gas: berisi gas hasil fermentasi, contoh: C02, CH4 (merupakan komponen gas utama), H2, H2S, N2, dan O2.
b. Zona Apung (Pad Zone): daerah yang banyak dijumpai ingesta baru serta ingesta yang mudah dicerna atau merupakan daerah serat kasar.
c. Zona Cairan (Intermediate Zone): daerah yang paling penting karena papilla daerah ini panjang sehingga merupakan tempat absorbsi yang utama, dan banyak dijumpai mikroba untuk tempat fermentasi utama.
d. Zona Endapan (High Density Zone): tempat berkumpulnya benda-benda asing (paku, batu) yang ikut termakan dan pakan yang tidak dapat dicerna.
- Retikulum (perut jala) : tempat pembentukan bolus (gumpalan-gumpalan makanan yang masih kasar), tempat fermentasi, tempat absorbsi hasil akhir fermentasi.
- Omasum (perut kitab) : tempat bolus bercampur enzim, tempat memperkecil ukuran partikel ingesta, tempat menyaring ingesta yang kasar, tempat fermentasi dan absorbsi.
- Abomasum (perut masam/lambung sejati) : tempat pencernaan oleh enzim, mengatur ingesta dari abomasum menuju duodenum, tempat permulaan dan proses pencernaan secara enzimatik.
Di dalam abomasum terdiri atas 3 daerah:
a. Cardia: berhubungan dengan omasum, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
b. Fundus: mensekresikan enzim pepsinogen dan rennin, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
c. Pylorus: berhubungan dengan duodenum dan mensekresikan mukus.
Jalannya makanan :
- Prehensi : Gerakan pengambilan pakan dari luar masuk ke rongga mulut untuk dikunyah. Rongga mulut merupakan bagian saluran pencernaan yang paling kranial, dilengkapi dengan bibir (labia), gigi-geligi (dentes), lidah (lingua), dan kelenjar air liur (glandula salivales). Labia pada sapi agak kurang fleksibilitasnya sehingga kurang berfungsi dalam proses pengambilan pakan dan pemasukan pakan ke dalam mulut (prehensi). Peran pokok bibir sapi hanyalah untuk menutup mulut. Pertama-tama bahan pakan diambil oleh ternak dengan bantuan lidah (lingua) dan dimasukkan ke dalam rongga mulut (cavum oris)
- Mastikasi : Makanan dikunyah di dalam rongga mulut (digesti secara mekanis dan hidrolitis), digesti mekanis dengan cara memotong-motong dan mengunyah pakan dengan menggunakan gigi-geligi (dentes), digesti hidrolitis sudah dimulai dalam rongga mulut.
- Ensalivasi : Bahan pakan di dalam rongga mulut tersebut juga dibolak-balik oleh lidah (lingua) dan dicampur dengan air liur (saliva). Pencampuran pakan dengan saliva ini diesbut Ensalivasi.
- Deglutasi : Setelah mengalami mastikasi dan ensalivasi sehingga menjadi agak lemas, makanan tersebut ditelan dan masuk ke dalam rumen dan sebagian ke dalam reticulo-rumen. Peristiwa penelanan pakan ini disebut Deglutasi.
- Eruktasi: Masuknya pakan ke dalam rumen, tejadi gerakan pengeluaran gas CO2 dan CH4 dari rumen terdorong keluar lewat esofagus
- Regurgitasi : Di dalam rumen, pakan yang sudah agak lemas tersebut akan mengalami fermentasi oleh mikroba rumen. Hasil fermentasi adalah pemecahan selulosa oleh dinding sel-sel tanaman, sehingga zat-zat makanan yang tertutup oleh dinding selulosa akan dapat dicerna oleh ensim-ensim berikutnya, dan makanan itu sendiri menjadi lebih lunak dan halus (disebut ingesta). Isi retikulo-rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot. Karena gerakan otot ini pula maka pakan yang agak padat dan kasar tersebut akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ke dalam rongga mulut ini dinamakan regurgitasi.
- Remastikasi : Pengunyahan kembali ingesta, gerakan biasanya lebih lama daripada mastikasi.
- Reinsalivasi : Pencampuran ulang dengan saliva. Pada proses ini, saliva yang dikeluarkan lebih banyak daripada salivasi.
- Redeglutasi : Penelanan kembali pakan langsung ke dalam omasum dan melanjut ke abomasum.
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dan dihancurkan oleh getah lambung yang mengandung HCl. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum.
Di dalam intestinum, ingesta berturut-turut mengalami perubahan-perubahan lagi oleh aktivitas enzim-enzim dari pankreas dan dinding usus yang berasal dari hepar. Zat-zat makanan yang terbentuk mempunyai susunan yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh tubuh hewan. Sebagian besar zat-zat makanan ini diabsorbsi oleh darah melalui dinding usus kecil dan diedarkan ke seluruh bagian tubuh, dan sisa pakan berupa feses dikeluarkan melalui anus.
Selulose yang dihasilkan bacteri dan protozoa akan merombak selulosa menjadi asam lemak, tapi bakteri tidak dapat hidup pada abomasum karena pH-nya sangat rendah, maka bakteri dicerna untuk mendapatkan protein. Enzim selulose juga berfungsi menghasilkan gas CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Pencernaan pada hewan ruminansia (memamah biak) hampir sama dengan manusia yaitu terdiri dari mulut, faring, oesofagus, ventriculus dan usus. Perbedaannya terletak pada susunan dan fungsi gigi serta lambung. Dua bagian pertama pencernaan makanan lambung domba berfungsi sebagai tempat fermentasi yaitu rumen dan retikulum.
Berdasarkan susunan gigi, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Gigi Ternak Ruminansia
Susunan gigi sapi (permanen) : Susunan gigi sapi (susu) :
M3 P3 C0 I0 I0 C0 P3 M3
M3 P3 C0 I4 I4 C0 P3 M3
PD3 CD0 ID0 ID0 CD0 PD3
PD3 CD0 ID4 ID4 CD0 PD3
M : molare (geraham belakang) ID : insisivus decidua (gigi seri)
P : prae molare (geraham depan) CD: caninus decidua (gigi taring)
C : caninus (gigi taring) PD: praemolare decidua(geraham)
I : dens insisivus (gigi seri)
Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kah). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung.
Pada hewan memamah biak lambung terdiri dari 4 bagian :
- Rumen (perut besar) : tempat pencernaan protein dan polisakarida, juga tempat fermentasi selulosa oleh bakteri yang menghasilkan selulose.
Lingkungan di dalam rumen dapat dibagi menjadi 4 zona:
a. Zona Gas: berisi gas hasil fermentasi, contoh: C02, CH4 (merupakan komponen gas utama), H2, H2S, N2, dan O2.
b. Zona Apung (Pad Zone): daerah yang banyak dijumpai ingesta baru serta ingesta yang mudah dicerna atau merupakan daerah serat kasar.
c. Zona Cairan (Intermediate Zone): daerah yang paling penting karena papilla daerah ini panjang sehingga merupakan tempat absorbsi yang utama, dan banyak dijumpai mikroba untuk tempat fermentasi utama.
d. Zona Endapan (High Density Zone): tempat berkumpulnya benda-benda asing (paku, batu) yang ikut termakan dan pakan yang tidak dapat dicerna.
- Retikulum (perut jala) : tempat pembentukan bolus (gumpalan-gumpalan makanan yang masih kasar), tempat fermentasi, tempat absorbsi hasil akhir fermentasi.
- Omasum (perut kitab) : tempat bolus bercampur enzim, tempat memperkecil ukuran partikel ingesta, tempat menyaring ingesta yang kasar, tempat fermentasi dan absorbsi.
- Abomasum (perut masam/lambung sejati) : tempat pencernaan oleh enzim, mengatur ingesta dari abomasum menuju duodenum, tempat permulaan dan proses pencernaan secara enzimatik.
Di dalam abomasum terdiri atas 3 daerah:
a. Cardia: berhubungan dengan omasum, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
b. Fundus: mensekresikan enzim pepsinogen dan rennin, mensekresikan cairan lambung yang mengandung mukus.
c. Pylorus: berhubungan dengan duodenum dan mensekresikan mukus.
Jalannya makanan :
- Prehensi : Gerakan pengambilan pakan dari luar masuk ke rongga mulut untuk dikunyah. Rongga mulut merupakan bagian saluran pencernaan yang paling kranial, dilengkapi dengan bibir (labia), gigi-geligi (dentes), lidah (lingua), dan kelenjar air liur (glandula salivales). Labia pada sapi agak kurang fleksibilitasnya sehingga kurang berfungsi dalam proses pengambilan pakan dan pemasukan pakan ke dalam mulut (prehensi). Peran pokok bibir sapi hanyalah untuk menutup mulut. Pertama-tama bahan pakan diambil oleh ternak dengan bantuan lidah (lingua) dan dimasukkan ke dalam rongga mulut (cavum oris)
- Mastikasi : Makanan dikunyah di dalam rongga mulut (digesti secara mekanis dan hidrolitis), digesti mekanis dengan cara memotong-motong dan mengunyah pakan dengan menggunakan gigi-geligi (dentes), digesti hidrolitis sudah dimulai dalam rongga mulut.
- Ensalivasi : Bahan pakan di dalam rongga mulut tersebut juga dibolak-balik oleh lidah (lingua) dan dicampur dengan air liur (saliva). Pencampuran pakan dengan saliva ini diesbut Ensalivasi.
- Deglutasi : Setelah mengalami mastikasi dan ensalivasi sehingga menjadi agak lemas, makanan tersebut ditelan dan masuk ke dalam rumen dan sebagian ke dalam reticulo-rumen. Peristiwa penelanan pakan ini disebut Deglutasi.
- Eruktasi: Masuknya pakan ke dalam rumen, tejadi gerakan pengeluaran gas CO2 dan CH4 dari rumen terdorong keluar lewat esofagus
- Regurgitasi : Di dalam rumen, pakan yang sudah agak lemas tersebut akan mengalami fermentasi oleh mikroba rumen. Hasil fermentasi adalah pemecahan selulosa oleh dinding sel-sel tanaman, sehingga zat-zat makanan yang tertutup oleh dinding selulosa akan dapat dicerna oleh ensim-ensim berikutnya, dan makanan itu sendiri menjadi lebih lunak dan halus (disebut ingesta). Isi retikulo-rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot. Karena gerakan otot ini pula maka pakan yang agak padat dan kasar tersebut akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa pengembalian ke dalam rongga mulut ini dinamakan regurgitasi.
- Remastikasi : Pengunyahan kembali ingesta, gerakan biasanya lebih lama daripada mastikasi.
- Reinsalivasi : Pencampuran ulang dengan saliva. Pada proses ini, saliva yang dikeluarkan lebih banyak daripada salivasi.
- Redeglutasi : Penelanan kembali pakan langsung ke dalam omasum dan melanjut ke abomasum.
Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dan dihancurkan oleh getah lambung yang mengandung HCl. Selama di dalam abomasum, ingesta bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum.
Di dalam intestinum, ingesta berturut-turut mengalami perubahan-perubahan lagi oleh aktivitas enzim-enzim dari pankreas dan dinding usus yang berasal dari hepar. Zat-zat makanan yang terbentuk mempunyai susunan yang sederhana sehingga mudah digunakan oleh tubuh hewan. Sebagian besar zat-zat makanan ini diabsorbsi oleh darah melalui dinding usus kecil dan diedarkan ke seluruh bagian tubuh, dan sisa pakan berupa feses dikeluarkan melalui anus.
Selulose yang dihasilkan bacteri dan protozoa akan merombak selulosa menjadi asam lemak, tapi bakteri tidak dapat hidup pada abomasum karena pH-nya sangat rendah, maka bakteri dicerna untuk mendapatkan protein. Enzim selulose juga berfungsi menghasilkan gas CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Sabtu, 21 Agustus 2010
Bunda
Crita Dan Doa Untuk Ibunda
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Allah Subhanahu wataala Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah?, kata si bayi. Allah Subhanahu wataala menjawab, Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.
Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia. Demikian kata si bayi.
Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.
Si bayi pun bertanya lagi, Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara jika saya tidak mengerti bahasa mereka? Lagi-lagi Allah Subhanahu wataala menjawab, Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara.
Si bayi pun bertanya kembali, Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu? Sekali lagi Allah Subhanahu wataala menjawab, Malaikatmu akan mengajar kan bagaimana cara kamu berdoa.
Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?Dengan penuh kesabaran Allah Subhanahu wataala pun menjawab,Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipunâ.
Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi. Dan Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada disisimu.
Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya¦
Ya Allah, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti? Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Kamu dapat memanggil malaikatmu IBU,
SubhanaAllah... !!! Alhamdulillah ... Allah Subhanahu wataala telah memberiku seorang IBU, yg biasa aku panggil Mamih, anak2ku memanggilnya Omah ... seperti sang malaikat itu (Sono pisannn !!!) .... dan akupun ingin bisa seperti sang malaikat itu untuk anak2ku... Aminn.. Aminn.. Ya Rabbill'allaminn...InsyaAllah !!!!
Surakarta, 15 Mei 2010
Tulisan ini Aku sadur dan kupersembahkan
untuk ibunda tercinta,
Yang bersamaan dengan bertambahnya usiaku ini
By : Hafied Kukuh R
Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Allah Subhanahu wataala Para malaikat disini mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah?, kata si bayi. Allah Subhanahu wataala menjawab, Aku telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.
Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia. Demikian kata si bayi.
Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.
Si bayi pun bertanya lagi, Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara jika saya tidak mengerti bahasa mereka? Lagi-lagi Allah Subhanahu wataala menjawab, Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar, dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara.
Si bayi pun bertanya kembali, Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu? Sekali lagi Allah Subhanahu wataala menjawab, Malaikatmu akan mengajar kan bagaimana cara kamu berdoa.
Si bayi masih belum puas, ia pun bertanya lagi, Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?Dengan penuh kesabaran Allah Subhanahu wataala pun menjawab,Malaikatmu akan melindungimu dengan taruhan jiwanya sekalipunâ.
Si bayi pun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi. Dan Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada disisimu.
Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang bayi dengan suara lirih bertanya¦
Ya Allah, jika saya harus pergi sekarang, bisakah Engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti? Allah Subhanahu wataala pun menjawab, Kamu dapat memanggil malaikatmu IBU,
SubhanaAllah... !!! Alhamdulillah ... Allah Subhanahu wataala telah memberiku seorang IBU, yg biasa aku panggil Mamih, anak2ku memanggilnya Omah ... seperti sang malaikat itu (Sono pisannn !!!) .... dan akupun ingin bisa seperti sang malaikat itu untuk anak2ku... Aminn.. Aminn.. Ya Rabbill'allaminn...InsyaAllah !!!!
Surakarta, 15 Mei 2010
Tulisan ini Aku sadur dan kupersembahkan
untuk ibunda tercinta,
Yang bersamaan dengan bertambahnya usiaku ini
By : Hafied Kukuh R
Kamis, 12 Agustus 2010
small ruminants
Performance data on the small ruminants in indonesia. The mature weights of both sheep and goat breeds were summarized by hardjosubroto and astuti (1979) and are presented in
Breeds sheep | Male (kg) | Female (kg) |
Thin-tailed | 40 | 30 |
Priangan | 60 | 35 |
Fat-tailed | 40 | 35 |
Source : hardjosubroto and astuti (1979)
The fleece on indonesian sheep is light, consisting of extremely irreguler, coarse, hair-type wool. It is used for making carpets of poor quality. The ewes are not milked; thus they serve to produce meat and carpet wool.
It is estimated that the average slaughter weight of thin-tailed sheep is only about 24 kg and the wither heights is about 57 cm. Priangan sheep are a bit heavier, with an estimated slaughter weight of about 38 kg in males and 20 to 30 kg in females. Fat-tailed sheep are about the same size as the javanese thin-tailed, having a slaughter weights of about 24 kg in females and a bit more in males.
Prolificacy is high in all sheep breeds; the ewes normally have one or two lambs at birth occasionally three. Mason(1978) reported that prolificacies (lambs born per 100 ewes lambing) vary from 145 to 213 % in the priangan, from 145 to 156 % in the fat-tailed, and from 104 to 160 % in the thin-tailed sheep. In allbreeds there are trplets and quadruplets. Hardjosubroto and astuti (1978) reported that the proportions of singles, twins, and triplets in sheep are about 63.7, 32.9, and 3.28, respectively. There is a usual 8-month lambing interval. Since there is no seasonality of estrus, twice-yearly breeding and two lamb crops are possible. However, this would require improved nutrition and management condutions. Males are first used for natural mating at an age of about 12 months. The age of first parturition is about 15 to 18 months. As there is no seasonality of estrus, births occur year-round. Prewening mortality in sheep in central java (hardjosubroto and astuti 1978) is 7.98, but in the postweaning sheep the mortality rate is 4.2%.
Daily gain of fat-tailed sheep is about 80 to 140 grams per day. Dressing per centege of sheep is about 51% 9hardjosubroto and astuti 1978).
There is no seasonality of estrus in goats, thus reproductive performance could be the same as in sheep. However, intervals between successive parturitions in the usual production systems is about 7 to 9 months. Also, mating in goats is by natural service. Twinning is common in all breeds of goats.
The mature weights of the three goat breeds are shown in table 16, and the dressing percentage in the ettawa and kacang is about 51%. Daily gains range from about 50-150 grans per day and are higher in the ettawa. Milk production in the ettawa goat ranges from 500 to 1200 ml per day, with a lactation period from 3 to 7 months.
The meat from goats and sheep in indonesia is in great demand for making sate (satay in malaysia). As mentioned earlier, the small ruminants represent a valuable resource for indonesia and for all of southest asia; about 77% of the goats and 96% of the sheep of southeast asia are fond in indonesia. High fertility rates in both sheep and goats make them valuable genetic resources. Even though all goats and sheep are small in size when compared to world standards, their small sizes and slow rates of growth could be the results of harsh environments rather than genes. Therefore, adaptability to such an environment is an important genetic resuorce.
Langganan:
Postingan (Atom)